BANDUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung melaporkan, inflasi Kota Bandung pada Oktober 2024 mencapai 0,04 persen secara bulanan (month-to-month).
Sedangkan Inflasi tahunan (year-on-year) Kota Bandung tercatat sebesar 1,66 persen, di bawah rata-rata inflasi Jawa Barat yang sebesar 1,92 persen dan nasional 1,71 persen. Kontribusi terbesar dalam inflasi bulan ini berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Menurut data BPS, komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi bulan Oktober adalah beras. Harga beras terus naik dan memberikan kontribusi signifikan pada inflasi baik bulanan maupun tahunan.
Selain itu, emas perhiasan juga turut berperan sebagai pendorong inflasi, terutama dalam kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Komoditas lain yang turut berkontribusi adalah minyak goreng dan bawang merah, meski andilnya relatif kecil.
Dalam kelompok pengeluaran, kenaikan tertinggi terjadi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan andil 0,07 persen pada inflasi bulanan.
Untuk inflasi tahunan, kelompok ini juga menyumbang kontribusi terbesar, yakni 0,95 persen. Diikuti oleh kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang menyumbang 0,44 persen.
Adapun komoditas lain seperti nasi dengan lauk dalam kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran menyumbang andil 0,17 persen secara tahunan.
Secara regional, inflasi bulan ke bulan Kota Bandung berada pada posisi ke-5 terendah dari 10 kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Kenaikan harga bahan pangan seperti beras yang disebabkan oleh kondisi cuaca dan distribusi diprediksi masih akan mempengaruhi inflasi beberapa bulan ke depan.
BPS mengimbau adanya antisipasi dan stabilisasi harga bahan pokok di tengah meningkatnya permintaan jelang akhir tahun. (ROB)